Jumat, 01 Juli 2011

Perjalanan ke Ho Chi Minh City (Day 3)

Pagi hari, pukul 6.30, kami berjalan-jalan di taman Cong Vien Tao Dan. Ternyata banyak orang yang berolahraga, padahal saat itu adalah hari Senin Pagi. Ternyata, info dari pemilik hotel, penduduk HCMC punya kebiasaan bangun pagi pukul 4.30, olahraga, lalu pulang untuk bersiap-siap berangkat kerja. Pantas saja pada langsing-langsing. :)

Hari terakhir, kami mengikuti city tour dengan rute war museum, coffe shop, kuil di China town, Binh Thanh Market, Reunification (Independence) Palace, Notre Dame Cathedral & Post Office. Tiga tempat yang terakhir berada pada lokasi yang berdekatan.

@ the palace

Post Office

Notre Dame


Binh Thanh Market adalah pasar penduduk lokal. Berbeda dengan Ben Than Market yang lebih sering dikunjungi turis. Di Binh Thanh Market turis bisa membeli barang-barang lokal dengan harga murah. Namun banyak juga barang yang tidak dijual eceran. Jadi, anda harus tahu beda pedagang eceran & grosir, karena biasanya pedagang grosir tidak mau menjual eceran. Masalah bahasa juga menjadi kendala disini. Sebagian besar tidak bisa berbahasa Inggris atau Melayu. Jadi, gunakanlah kalkulator!
Di pasar ini, kami membeli masker & kaos kaki. Masker untuk pengendara motor kami beli seharga 34.000 VND per 10 pcs. Tadi nya sempat bingung juga, kok murah amat ya??? (Sooook banget!). Apalagi karena ngga bisa nanya-nanya ke pedagangnya. Hi hi hi. Saat kami menunjukkan minat mau beli, eh pedagangnya cengar-cengir, nyari temennya yang, Alhamdulillah, bisa bahasa Inggris.
Di kios lain kami beli teh dan kopi Vietnam. Disini asli, transaksinya pake kalkulator. :)

Tempat-tempat lain yang kami kunjungi setelah Binh Thanh Market adalah tempat bersejarah yang masih mendapatkan perawatan yang baik. Kalo di Jakart mungkin seperti gedung-gedung di seputar Jalan Merdeka.

Setelah kunjungan terakhir ke Post Office, kami berpisah dari rombongan tour. Dari sana kami menuju Dong Du Street untuk makan siang di resto Halal @ Saigon dan sholat di Masjid Jalan Dong Du. Ini adalah satu-satunya masjid yang berhasil kami kunjungi selama di HCMC (menurut informasi, di kota ini terdapat 5 buah masjid). Masjid ini cukup bersih, namun nampak kurang perawatan. Berbeda dengan masjid-masjid yang kami kunjungi di Singapura, walaupun di kedua negara ini Islam adalah minoritas, namun masjid di Singapura nampak lebih rapi dan terawat.
Setelah menunaikan sholat, kami naik taksi menuju bandara untuk kembali pulang ke Indonesia.

Budget ke Ho Chi Minh City 2N3D

1. Tiket Pesawat Air Asia = Rp. 3.796.000
Untuk 2 orang sudah termasuk pick a seat n meal.
Kalau mau hunting lebih sabar, tiket ini masih bisa lebih murah lagi. He he he
2. Airport tax di Soetta = Rp. 150.000 per orang
Airport tax di HCMC nampaknya sudah include dalam tiket.
3. Tulips Hotel = Rp. 211.000 per malam
4. Makan Malam di VN Halal = 11,6 USD
Menu : Mie mamak, Nasgor kampung, teh tarik, bandung Chin cau
5. Tour Cu Chi Tunnel = 8 USD per orang
Tiket Cu Chi Tunnel = 80.000 VND per orang
6. City Tour = 13 USD per orang
7. Tiket war museum = 15.000 VND per orang
8. Tiket Reunification Palace = 15.000 VND per orang (kalau tidak salah)
9. Makan siang di Lion City Resto = 344.190 VND
Menu : Nasi + chicken curry, vegetable soup, coconut, salted lemon juice & mango dry

10. Makan Malam di Lion City Resto = lupa....
Menu : kopi vietnam dingin, ginger tea, tom yam, singapore fried rice, spring roll
11. Makan siang di Halal @ Ho Chi Minh = 304.500 VND
Menu : Ly xao toi, Pho beef, com chen (nasi putih), cam vat (orange juice), ep buoi (pamelo fruit juice), goi cuon ton (shrimp sring roll), tat xi muoi (calamansi juice) plus extra sugar cane & puding.

12. Souvenir dompet = 20.000 VND per piece
13. Oleh-oleh Teh & kopi = 35.000 - 50.000 VND per dus
14. Masker pengendara motor = 34.000 VND per 10 pieces
15. Kaos kaki panjang = 56.000 VND per 10 pieces

Total pengeluaran kami berdua selama 3 hari 2 malam di HCMC (tidak termasuk tiket & hotel yang sudah dibayar online) tidak lebih dari 200 USD.

Perjalanan ke Ho Chi Minh City (Day 2)

Ada beberapa tour yang ditawarkan hotel tempat kami menginap. Menurut kami harganya cukup terjangkau, jadi pada malam sebelumnya kami memesan 2 tour untuk 2 hari kedepan. Pertama Cu Chi Tunnel half day tour seharga 8 USD per orang hanya untuk bus dan guide saja (tiket tidak termasuk). Kedua City tour full day seharga 13 USD perorang untuk bus, guide & light lunch (seharga 20.000 VND).

Pada kunjungan ke Singapura dan Kuala Lumpur, saya selalu mendesain sendiri rute yang akan saya kunjungi dengan menggunakan transportasi umum. Tapi mengingat di HCMC transportasi umumnya kurang mendukung dan penduduknya jarang yang bisa bahasa Inggris (antisipasi bertanya jika tersesat), maka saya memutuskan untuk ikut tour. Sebenarnya kami bisa naik taksi, tapi kalo dihitung-hitung kayanya mendingan ikut tour. Turis asing bisa juga sewa sepeda motor. Tapi kalo melihat traffic di HCMC, kayanya ngga deh. Fuihhh.

Hari kedua kami mengikuti tour ke Cu Chi Tunnel (baca : ku ci tannel). Jadwal berangkatnya pukul 7.30. Kami dijemput beberapa menit lebih awal. Lalu seperti mobil jemputan sekolah, bus menjemput peserta tour yang lain dari satu hotel ke hotel yang lain. Setelah menjemput para peserta, bus transit di taman depan jalan pham ngu lao (pusat backpacker). Selanjutnya kami pindah ke bus yang membawa kami ke Cu Chi. Perjalanannya memakan waktu sekitar 1,5 jam. Sebelum ke Cu Chi kami diajak mampir ke tempat pembuatan kerajinan kulit telur yang pekerjanya sebagian besar adalah orang - orang cacat (akibat perang vietnam). Harga souvenir disini mahal-mahal, jadi kami hanya jadi penonton saja. :(

Di Cu chi kami menonton sejarah perang Vietnam. Cu chi tunnel adalah terowongan yang dibuat oleh gerilyawan vietkong saat melawan tentara US. Terowongan itu dalamnya bisa mencapai 12 m dengan panjang total 200 km. Wow. Terowongan itu begitu sempit, tapi memang cocok untuk orang vietnam yang berperawakan kecil dan kurus. Sementara untuk orang US, wah bisa nyangkut kayanya. He he he
Pengalaman yang mengesankan terutama saat mencoba masuk ke dalam salah satu terowongan. Untuk melaluinya kami harus merunduk.

Nah, ini guide kami, Mr Fu.

Malam harinya kami menjelajah Ben Than Market. Pasarnya sendiri sudah tutup kalau malam hari, tapi jalan disekitarnya menjadi pasar kaget, banyak pedagang berjualan di sana. Beberapa pedagang berkata "kaka, beli". :) Setelah berkeliling, kami membeli dompet @ seharga 20.000 VND. Pedagangnya bisa bertransaksi dengan 6 bahasa : Vietnam, Indonesia, Malaysia, English, Jepang & Russia ! Incredible...

Setelah berbelanja, kami mengunjungi taman di sebrang pasar. Butuh keberanian tersendiri untuk menyeberangi jalan dengan banyak kendaraan. Kami mengikuti penduduk lokal yang menyeberang. Alhamdulillah, berhasil dengan sukses. Pengalaman hari sebelumnya, kami menyeberangi jalan menuju hotel, hasilnya, diklaksoni motor! he he he

Padatnya jalan di HCMC.

Tips Ho Chi Minh City

1. District 1 di Ho Chi Minh City dikenal juga dengan sebutan Saigon
2. Di Vietnam berlaku 2 mata uang, yaitu USD dan VND (Vietnam Dong)
3. Banyak orang Vietnam yang tidak bisa berbahasa Inggris, termasuk sopir taksi, jadi siapkan kata yang dimengerti oleh supir taksi dan siap-siap pake kalkulator kalo mau belanja
4. Kebanyakan barang di HCMC bisa ditawar. Jadi tawarlah, bahkan sampai setengah harga , terutama bila belanja di pasar
5. Tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta dengan HCMC
6. Hati-hati kalau menyeberang jalan. Jalanan di sana padat dengan motor. Sebaiknya kalau menyeberang ikuti penduduk lokal yang mau nyeberang ya....

Perjalanan ke Ho Chi Minh City (Day 1)

Perjalanan kali ini kami mulai dengan kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek dan dalam kota. Alhamdulillah bisa sampai dengan selamat dan masih punya waktu untuk sholat dan makan siang. Kami mulai mengurus prosedur check in pada pukul 15.00. Berhubung sudah mencetak boarding pass via internet, jadi kami tinggal membayar charge bandara Rp.150.000,- di counter Check in Air Asia. Setelah itu, mengisi lembar imigrasi dan melanjutkan ke antrian imigrasi.Saat masuk ke boarding gate bingung juga, kok sepi amat ya? Tapi tak lama, satu persatu penumpang check ini dan ternyata setelah naik pesawat baru terlihat penumpangnya penuh :-). Saat menunggu di boarding room, saya bertemu dengan David, seorang professor yang menjadi narasumber dalam acara CS Teach, learn & share di @ America. David memberikan saran-sarannya tentang HCMC. Thanks David.

Tiba di bandara Tan Son Nat (kalo ga salah tulis) lebih cepat sepuluh menit dari jadwal. Wow, bandaranya modern, luas dan rapi. Tak ada kartu imigrasi di HCMC. Usai dari conter imigrasi kami melewati custom. Di depan pintu keluar custom, ada beberapa stand taxi. Kami memilih Vinasun (sesuai saran beberapa blog). Biayanya $ 7 fix (jauh dekat). Petugas counter mengatakan, You don't have to pay anymore. Ternyata benar, kami diantar sampai Tulips Hotel dan sopir tidak meminta biaya tambahan, termasuk untuk bayar parkir bandara. Oh, ya rata-rata sopir taxi di HCMC tidak bisa berbahasa Inggris. Termasuk supir yang mengantar kami ke hotel. Ketika saya & suami berkomentar tentang sebuah cafe, sang sopir menyebutkan 'disko' sambil bergaya-gaya ajojing. :-)




Kesan kami terhadap Tulip hotel adalah kecil tapi bersih dan pegawainya ramah. Ada 2 pegawai yang bertugas, namun hanya receptionis saja yang bisa berbahasa Inggris. Kami telah memesan kamar standar dari Agoda, tapi ternyata mereka memberikan kamar deluxe tanpa meminta biaya tambahan. Wow, how lucky we are. Alhamdulillah

Setelah beristirahat sebentar di kamar, kami mencari rumah makan halal di sekitar hotel. Berdasarkan referensi Agoda, ada sebuah resto halal (lion City) di dekat hotel. Tapi berhubung kami belum tau lokasinya, kami mendatangi resto halal yang kartu namanya ada di lobby hotel. VN halal, terletak di jalan Pham Hong Thau, hanya perlu jalan kaki sebentar. Menu Makan Malam kali ini adalah mie mamak & bandung cin chau untuk ku, dan nasi goreng & teh tarik untuk suami. All cost 11,6 USD. Taste good. Dalam perjalanan pulang ke hotel kami melewati jalan yang berbeda. Nah, baru ketemu deh, resto Lion City ternyata memang lebih dekat dengan hotel, letaknya di jalan Truong Dinh.

Hotel di HCMC tidak menyediakan air minum free. Jadi kami beli air minum botolan 500 ml di Circle K seharga 5000 VND ditambah wrigley's double mint seharga 3000 VND. Saat kami mengunjungi HCMC, kurs yang berlaku 1 USD = 8.600 an rupiah. 1 USD = 20.000 an VND.