Selasa, 17 Mei 2016

Budget for 7 days in North Island of New Zealand with campervan

We are two adults and three teenagers age 15, 13 and 12. Traveled for 7 days in a Jucy condo campervan. Here is our budget spending for the trip.

  • Jetstar Ticket                   AUD 954.95 (bought in December 2015)
  • Visa New Zealand           AUD 195      ( in December 2015)
  • Jucy condo                      NZD  607.42
  • Food & groceries            NZD  370.5
  • Accommodation              NZD 103
  • Petrol                               NZD 270.17
  • Attraction (museum etc) NZD 522.5    (most spend for Hobbiton)
  • Laundry                           NZD     9


We spent AUD 1149.95 and NZD 1882.59.
All together NZD 3055.54 or NZD 611.12 per person.
(Currency rate: 1 AUD = 1.02 NZD)

PS:
I forgot to put these:
  • Parking near Skytower  NZD  3
  • Souvenir                        NZD 15
  • Travel Insurance            AUD 95.7 (from 1cover)

Well, the Jucy Condo itself already included full insurance, but those who live in Australia would know that health expenses are quite high in this country. Therefore, I think I need to cover my family with travel insurance, in case something happened. I think the cost was quite affordable for 5 people in a week.

Waitomo, New Zealand, Hari Kedua

Pirongia Traveller Accomodation

Pagi ini kicuan burung di dekat campervan membangunkan kami untuk sholat subuh. Kami menggelar terpal yang kami bawa dari Australia. Suami saya sengaja menyiapkan terpal ini untuk sholat, supaya tetap bisa dikeringkan kalau tanahnya basah. Good idea instead of using tikar...

Kabutnya masih tebal di pagi hari (Pirongia Traveller Accomodation)

Piri-piri Caves

Setelah sarapan, kami langsung berangkat ke arah Waitomo. Buat yang memiliki budget cukup, sebaiknya mampir ke Waitomo caves. Ada beberapa lokasi yang menawarkan gua-gua dengan glowworm di dalamnya. Bisa dilihat dengan berjalan atau naik boat. Info lebih jelasnya bisa dilihat di sini : http://www.waitomocaves.com/visitor-information-i-site/caving/

Tiket termurah untuk keluarga dengan 3 anak adalah $137 (tour 45 menit). Sebelumnya kami pernah juga berkunjung ke gua di Adelaide, yang, ya mirip-mirip gua jati jajar lah (tapi ukurannya kecil). Jadi kami tidak memprioritaskan tour ini. Tapi, alasan terkuat sebenarnya adalah karena budget kami terbatas :-), maka kami berkunjung ke tempat lain yang tidak berbayar: Piri-piri cave dan Mangapohue Natural Bridge Walk. 

Jalan kembali dari gua
Jalan masuk ke gua
Perjalanan ke Piri-piri cave memang agak jauh ke arah Barat, sekitar 28 km dari Waitomo caves, dan berliku-liku. Salah satu anak kami jadi korbannya, muntah....!*) Tapi alhamdulillah, setelah itu ia bernyanyi riang gembira :-D. 
Sampai di Piri-piri cave, perlu berjalan sekitar 5 menit untuk sampai di gua yang gelap gulita. Benar-benar gelap! dan saya ngga punya nyali untuk turun ke bawah, ha ha ha. Untungnya kami (baca: suami dan anak-anak) sudah mempersiapkan senter untuk masuk ke gua. Jalan masuk ke gua melalui tangga seperti gambar di samping kiri. Wilayah Gua yang bisa dieksplor tidak terlalu besar. Nampaknya sebelumnya ada jalan untuk masuk lebih jauh, tapi saat ini sudah ditutup.

Mangapohue Natural Bridge Walk

Dari Piri-piri cave, kami ke Mangapohue Natural Bridge Walk. Sebenarnya di dekat Piri-piri cave ada air terjun Marokopa Falls, tapi kami tidak mampir kesana.

Jalan menuju Mangapohue
Jembatan menuju Mangapohue



















Mangapohue Natural Bridge Walk ini sebenarnya seperti gua atau lorong besar dan berujung di Farmland. Dari area parkir, pengunjung akan berjalan di pinggir sungai Mangapohue, melintas jembatan kayu, meniti anak tangga, lalu berjalan melintas pagar ke arah peternakan. Di area peternakan tersebar banyak bebatuan, limestone. Sangat indah!

Kami menghabiskan banyak waktu di lokasi ini. Terutama anak-anak senang menghabiskan waktu di wilayah peternakan: memetik bunga, memanjat bebatuan, memandangi ternak dan alam sekitar.


Mangapohue






Peternakan di ujung Mangapohue
 
Selesai menghabiskan waktu di peternakan, kami kembali untuk makan siang di area piknik dekat tempat parkir. Jangan mencari restaurant atau cafe di sekitar sini, apalagi warteg atau tukang gorengan, ngga bakal ketemu. Pagi hari saya sudah masak kentang rebus. Jadi siang nya saya tinggal memasak ayam (yang sudah di marinade di Halal butcher) untuk makan siang kami. Lezat!

Lake Mangakino

Dari Mangapohue, kami melanjutkan perjalanan ke arah Tenggara. Sebelumnya saya merencanakan untuk bush walking ke Pureora Forest Park. Tapi Google map (di hape) kami mengarahkan melewati jalan sirtu (belum diaspal). Sementara jarak yang ditempuh menuju lokasi masih 30 km lagi. Berhubung kami menggunakan campervan, yang berisik sekali kalau melewati jalan bergelombang, akhirnya kami mengganti tujuan melewati state highway yang beraspal. Tujuan selanjutnya adalah Mangkino, kota antara menuju tempat menginap kami di Tokaanu. Di Mangakino, kami beristirahat di tepi Lake Mangakino dan menunaikan sholat dhuhur dan ashar di tepi danau.

Lake Mangakino
Selanjutnya kami berangkat ke Tokaanu Trailrace untuk bermalam. Tapi ternyata perjalanan dari Mangkino ke Tokaanu mencapai 1 jam lebih dan ketika kami sampai kesana, lokasi free camping nya sudah penuh. Akhirnya kami mencari lokasi free camping lain di sekitar Turangi, supaya tidak terlalu jauh dengan lokasi hiking besok hari. Kami menuju ke Stag Pool Carpark di tepi sungai Tongariro. Sampai disana, hari sudah gelap dan jalan masuk ke lokasi adalah hutan dengan jalan berbatu tanpa penerangan sejauh 800 meteran dari jalan raya. Baru mau masuk ke sana, anak-anak sudah teriak, " Mau kemana?". Saya sendiri sebenarnya juga agak takut, tapi karena sudah lelah dan tidak ada pilihan lain, akhirnya saya tetap menyetir sampai ke lokasi. Sampai disana, eh ternyata sudah ada satu campervan yang parkir, alhamdulillah ada temannya. Beberapa jam kemudian, ada satu Jucy condo lagi yang ikut parkir :-). Lokasi menginap ini tidak memiliki toilet, jadi saya memilih menahan sampai besok pagi **).

TIPS:
*) Biasakan membawa obat tradisional Indonesia yang cocok untuk anda seperti tolak angin, antimo, minyak kayu putih atau minyak kapak dalam perjalanan kemana pun. Untuk kami, minyak cap kapak ampuh untuk menyembuhkan masuk angin karena udara dingin.

**) Saat bepergian dengan campervan (tanpa toilet) sebaiknya mencari lokasi camping dengan fasilitas toilet umum dan datang sebelum jam 5 sore. Kalau datang diatas jam 5 sore, kemungkinan besar tidak kebagian tempat, bahkan di musim low season seperti bulan Mei (saat kami traveling).

Senin, 16 Mei 2016

Auckland, New Zealand, Hari Pertama

Kami berangkat dari Melbourne Airport pukul 23.55 (delay 35 menit dari jadwal pukul 23.20) dan tiba di Auckland Airport sekitar pukul 5 pagi. Setelah melewati imigrasi dan custom yang cukup panjang, kami langsung menuju ke tempat sholat, untuk menunaikan sholat subuh. Lokasi Muslim Prayer room ada di lantai 1, terminal keberangkatan. Dari outlet Subway, terus ke kanan, ikuti petunjuk arah. Prayer room nya tidak berupa ruangan mushola, tapi hanya karpet yang digelar di tengah koridor jalan. Untuk tahu arah yang lebih jelas, bisa dilihat di peta lantai 1 pada web berikut ini:


Selesai sholat, kami sarapan dengan bekal muffin yang dibawa dari Australia (alhamdulillah lolos custom). Selanjutnya, kami menelepon*) ke kantor Jucy Auckland Airport untuk minta dijemput (gratis). 

Selama satu minggu di North Island, New Zealand, kami menggunakan jucy condo. Campervan ini sudah dilengkapi dengan 2 tempat tidur dan dapur. Jadi kami tidak menginap di hotel, hanya parkir di tempat yang diperbolehkan untuk kemping **). Berhubung campervan ini hanya dilengkapi toilet portable (seperti pispot tapi lebih modern), jadi kami selalu mencari tempat kemping yang memiliki fasilitas toilet.


Setelah menjemput campervan, kami membeli stok makanan di Pasifika Halal Meat dan Pak n Save ***), kemudian langsung berangkat ke Hamilton. Hamilton adalah kota besar 100 km an di sebelah selatan Auckland. Disana kami menyempatkan diri untuk sholat di Masjid Jamia Hamilton dan mengunjungi Hamilton Gardens. 

Hamilton Jamia Mosque

Hamilton gardens adalah salah satu icon Hamilton. Taman ini terdiri dari beberapa taman tematik: Japanese, Chinese, British, Italian, Indian dll. Nampaknya akan butuh waktu lebih dari satu jam untuk mengelilingi semuan taman di Hamilton gardens.
Chinese Garden

Japanese Garden

Seorang teman menyarankan, kalau sudah sampai Hamilton, sebaiknya mampir ke Raglan, sebuah kota kecil 40 km di selatan Hamilton. Meskipun tidak direncanakan sebelumnya, akhirnya kami mampir ke sana. Pemandangan bukit-bukit hijau nan indah terhampar di sepanjang perjalanan. Raglan adalah kota kecil yang teduh, cocok untuk yang hobbi mancing. Sayangnya kami tidak bermalam disini. Kami melanjutkan perjalanan ke lokasi bermalam di Pirongia, tepatnya di parking area di sebelah Persimmon Tree Cafe.

 Raglan Wharf

Tips:
*) Kartu vodafone pasca bayar saya (plan $60 per bulan) bisa digunakan di New Zealand tanpa kena biaya tambahan apapun, termasuk untuk akses internet. Biasanya akan kena cas $5 per hari. Sementara kartu vodafone suami saya (plan $30) dikenakan biaya jika akan diaktifkan.
**) Untuk kemping di New Zealand, silahkan download aplikasi Official Camping NZ-free dari Google Play dan App Store. Disitu ada list dan lokasi holiday park dan camping area yang gratis maupun berbayar, beserta tips dan aktivitas yang bisa dilakukan.
***) Beberapa supermarket besar di New Zealand untuk belanja groceries: Pak n Save, Count down (brand Woolworths) dan New World.

7 days itinerary North Island of New Zealand

Before going to New Zealand, we already prepared an itinerary, but when we traveled, we changed some destinations because of limited time or some new ideas during traveling. Apparently, it was not enough to travel to all part of North Island of New Zealand in a week!
As we traveled by campervan, prefer to see nature, spend low budget and travel with teenagers, we chose these places as our destinations.

DAY 1 (244 km campervan travel)
Arrive at Auckland Airport
Pick up Jucy Condo campervan at Jucy airport office
Buy meat at Pasifika Halal Meat
Buy groceries at Pak n Save
Go South to Hamilton
Pray at Hamilton Jamia Mosque
Have a walk at Hamilton Gardens
Hope to see sunset at Raglan
Spend the night at Pirongia Traveler Accomodation

DAY 2 (301 km)
Get into Piri-piri cave
Walk the Mangapohue Natural Bridge
Buy more food at New World and petrol at Z Te Kuiti
Pass the Pureora Forest Park
Pray by the side of Mangakino lake
Spend the night at Stag Pool Carpark

DAY 3 (160 km)
Hiking the Tongariro Alpine Crossing (for 20 km)
Spend the night at Ferry Road Carpark Stopover Area (by the Lake Taupo)

DAY 4 (89.5 km)
Buy more food at Countdown Taupo
See the Huka Falls
Walk the Wai O Tapu
Bath at Kerosene Creek
Buy the Hobbiton ticket at i-site office Rotorua
Pray at Rotorua Islamic Center
Spend the night at Government garden Rotorua, near the Art Village, in front of Polynesian Spa

DAY 5 (114.3 km)
Do laundry at Onyx laundry 
Visit Rotorua Museum
Take a walk by Rotorua lake
Have lunch at Macca Kebabs to go
Pray at Rotorua islamic Center
Visit Hobiton
Spend the night at Mc Laren Falls camping area
Watch the glow worm at Mc Laren Falls Park

DAY 6 (270.3 km)
Have hot shower, take an amazing walk at Mc Laren Falls Park
Go West to Hamilton
Do Friday Prayer at Masjid al Madeena (Hamilton West Islamic Center)
Go North to Auckland
Buy more food at Mohamed Halal Meat
Spend the night at Te Haruhi Bay

DAY 7 (77.6 km)
Watch sunrise and take a walk at Te Haruni Bay
Spend some time at Auckland Skytower
Spend lots of time at MOTAT
Buy Petrol at Z Airport
Return the Jucy Condo
Depart from Auckland Airport

Jumat, 06 Mei 2016

Aplikasi visa New Zealand dari Australia


Kali ini, saya akan membahas tentang bagaimana mengurus visa turis ke New Zealand untuk warga negara Indonesia yang tinggal di Australia. Ada dua pilihan cara mengurus visa New Zealand: melalui online atau paper based. Pengurusan visa turis secara online hanya diperkenankan untuk pengunjung perorangan yang akan melakukan pembayaran melalui visa atau mastercard. Berhubung kami akan pergi sekeluarga, maka kami menggunakan aplikasi paper based.

Untuk aplikasi paper based visa yang perlu dilakukan adalah:
1. Download aplikasi visa melalui link ini:
http://www.immigration.govt.nz/NR/rdonlyres/6A5C188E-11CE-4DB0-BF5D-D55010BDF5BE/0/INZ1017.pdf
2. Isi dan lengkapi seluruh isi formulir sesuai kondisi calon pengunjung dan sertakan masing-masing 2 foto ukuran paspor pada form aplikasi. Aplikasi untuk satu keluarga cukup dimuat dalam satu form. Jadi tidak perlu 2 form aplikasi untuk suami & istri.
3. Lampirkan paspor asli. Saya melampirkan paspor saya, suami dan tiga anak.
4. Lampirkan bukti tiket pesawat atau konfirmasi pemesanan tiket (dari travel agent). Saya melampirkan e-tiket Jetstar. Ya, saya sudah membeli tiket Jetstar sebelum mendapatkan visa. Ouch :-)
5. Lampirkan bukti bahwa keuangan pengunjung mencukupi untuk tinggal sementara di New Zealand. Saya melampirkan bank statement (selama 3 bulan terakhir) dan bukti booking hotel.
6. Jika pergi dengan keluarga, maka pengunjung perlu melampirkan bukti hubungan dengan suami dan anak. Saya menyertakan terjemahan surat nikah dan terjemahan akte kelahiran anak-anak.
7. Mempersiapkan biaya permohonan visa. Biaya permohonan visa akan didebit dari kartu debit atau kartu kredit. Jadi pastikan untuk mengisi form pendebitan kartu pada poin 9. Saya membayar biaya visa sebesar AUD 156 dan service fee sebesar AUD$39. Untuk mengetahui berapa biaya visa yang harus dibayar, silahkan lihat di link ini:
http://www.immigration.govt.nz/migrant/stream/visit/visitors/LinkAdministration/ToolboxLinks/officeandfeescalculator.htm?level=2
9. Lampirkan formulir kuasa untuk mendebit biaya aplikasi. Formulir dapat di download disini:
https://www.ttsnzvisa.com/Forms/Credit%20card%20authorisation%20form%20AUSTRALIA.pdf


10. Lampirkan amplop berbayar (pre-paid envelope) yang sudah dilengkapi dengan nama dan alamat lengkap pengunjung. Ini untuk memudahkan agen NZ visa untuk mengembalikan berkas-berkas pengunjung. Saya menggunakan Registered Post Envelope. Pada saat mengirim aplikasi, sebaiknya menggunakan express atau registered post agar posisi aplikasi dapat dilacak.


Nah kalau semuanya sudah lengkap, aplikasi beserta lampiran dikirimkan ke :
Visa Application Centre
Level 6
66 Hunter Street
Sydney
New South Wales 2000
AUSTRALIA


Setelah mengirimkan form aplikasi visa, tunggu sekitar satu minggu untuk mendapatkan berkas pengunjung kembali. Keterangan tentang persetujuan visanya akan dikirim melalui email, termasuk visanya sendiri. Visa New Zealand adalah e-visa (seperti Australia), jadi tidak ada label visa yang ditempelkan ke paspor, seperti berlaku pada negara seperti Cina dan Saudi Arabia.

Keterangan lebih lengkap tentang aplikasi visa turis New Zealand dapat dilihat di link berikut:
http://www.immigration.govt.nz/migrant/stream/visit/visitors/process/default.htm


It's about water

My passion in water management was started when I lived in Bandung, Indonesia in 2006. At that time, I saw how difficult my neighbours to get access to water. Even though they lived in a public piped water services area, poverty prevented them from subscribing to government owned water service. The condition enforced them to fetch water from the nearest source, which in my opinion was not healthy enough. It was common that the person who fetched water was either female or children in the family. That concern leaded me to choose water management as my minor research in my master degree.

After went back to my occupation as a government officer in Kabupaten Bekasi, Indonesia, I saw similar condition as in Bandung. This time, I was the person in charge in planning water management for the district, so I did my best in my role to make my district be able to deliver safe and affordable water for the community. Apparently, it was not an easy task to do. There were many challenges awaited, from limited budget allocation and water source in some locations, low coordination with other sectors and institutions, low community awareness, etc. But it did not stop me there, even it made me think of pursuing higher degree in water management, which landed me now to Deakin University.