Rabu, 30 November 2016

Memilih yang halal

HADITS KE ENAM ARBAIN AN NAWAWI
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى  الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ  لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ   مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ  أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ       [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “.  (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Meskipun dikatakan bahwa halal dan haram sudah jelas, namun pada prakteknya, di jaman globalisasi ini, banyak produk makanan yang tidak diketahui dengan jelas kehalalannya.
Dulu, ketika sebagian besar makanan kita produksi sendiri, kita lebih mudah menjaga kehalalan makanan kita, Tapi saat ini, kita sudah terbiasa membeli produk buatan pabrik, yang sering kali diimport dari negara lain. Untuk itu, standarisasi kehalalan sebuah produk menjadi kebutuhan (bukan kewajiban).
Standarisasi halal biasanya dilakukan melalui sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh lembaga yang terpercaya. Kalau di Indonesia sertifikasi halal hanya di keluarkan MUI, di Australia terdapat beberapa lembaga yang mengeluarkan sertifikasi halal dan semuanya terpercaya. 
Sertifikasi halal memang bukan kewajiban, ia adalah kebutuhan . Maksudnya, kalau saya membeli bakso di pedagang keliling di Indonesia, saya tidak akan menanyakan sertifikasi halal MUI ke tukang bakso. Karena saya berprasangka baik bahwa semua daging sapi yang disembelih di RPH di Indonesia (Pulau Jawa khususnya), dipotong dengan melafazkan Basmallah.
Kalau kemudian muncul beberapa kasus tentang bakso yang dibuat dari daging haram atau produk bersertifikasi halal yang haram, maka itu adalah kasus yang membuat kita lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi sebuah produk. Dan hal itu sebaiknya tidak lantas membuat kita menganggap tidak penting fungsi sertifikasi halal.

Saat ini, ketika saya tinggal di Australia, dimana sebagian besar produk tidak merasa perlu mencantumkan sertifikasi halal, saya berpegang kepada  beberapa langkah berikut:
1. Prioritas pertama, membeli produk bersertifikasi halal
2. Memiliki aplikasi halal check di handphone. Aplikasi ini saya gunakan untuk mengecek bahan-bahan yang terkandung dalam suatu produk. Biasanya sebuah produk akan mencantumkan bahan berawalan E. Misalnya: E100 -  E107 adalah bahan yang masuk kategori halal. Kok repot ya? setiap belanja harus memeriksa ingredient dulu? Ah engga kok, itu hanya untuk pertama kali. Sesudahnya saya akan mengingat produk-produk mana saja yang tidak mengandung ingredient yang haram.
3. Berkomunikasi langsung dengan produsen. Beberapa kali saya menelepon dan mengirim email kepada produsen mengenai status halal produk mereka dan mereka menjawab dengan senang hati. Biasanya saya akan bertanya," Apakah produk anda mengandung konten hewani?" Nah beberapa produsen yang sudah sering mendapatkan pertanyaan tentang ini, kemudian bertanya,"Apakah kamu menanyakan kehalalan produk kami?" Dan komunikasi pun berlanjut.
4. Memilih produk vegetarian atau vegan. Jika logo halal tidak tersedia, saya kemudian lanjut mencari logo vegetarian atau vegan, dengan asumsi bahwa ia tidak akan mengandung alkohol.
5. Sharing informasi dengan sesama teman. Sharing informasi ini menjadi sangat bermanfaat, apalagi jika informasinya didapatkan dari teman yang telah lama tinggal di Australia dan memiliki pengalaman lebih banyak dalam memilih produk halal.

KONDISI DARURAT
Kondisi darurat adalah saat saya terpaksa makan di luar rumah, baik di rumah orang lain atau di restoran. Untuk kondisi seperti ini, prioritas pertama tetap mencari makanan/restoran yang halal. Kalau itu tidak memungkinkan, saya akan berusaha memilih makanan yang cocok untuk vegetarian atau seafood (dengan asumsi bahwa makanan tersebut tidak mengandung alkohol atau tercampur dengan lemak b*bi). Kalau tidak bisa juga, dan ini adalah prioritas terakhir, maka saya akan makan makanan yang ada secukupnya (selain produk yang jelas-jelas haram seperti b*abi dan darah). Hal ini mengacu pada ayat:

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Baqarah: 173).

Apa yang saya lakukan, mungkin tidak dapat diseragamkan bagi setiap orang. Namun tentunya kita akan selalu berusaha agar makanan yang kita konsumsi dan kita sajikan untuk anggota keluarga kita adalah makanan yang halal dan thoyib (baik). Jadi jangan lelah untuk menjaga kehalalan makanan kita ya......

Sabtu, 12 November 2016

Berkata baik atau diam

Alkisah di sebuah diskusi ilmiah yang mengedepankan critical thinking, Lamarck dan Darwin berdebat tentang asal muasal mahluk hidup. Yang satu mengusung Theory of Inheritance of Acquired Characteristics, yang satu lagi mendebat dengan Theory of Natural Selection. Mereka berdebat dengan mengedepankan argumen masing-masing yang didasarkan pada riset yang dapat dipertanggungjawabkan.
Debat kemudian berlanjut menjadi chaos ketika kedua kubu tidak menerima pendapat lawan dan saling mencerca.
Kalau kita bertanya pada Sang Pencipta, mungkin Ia akan menjelaskan mana teori yang benar dan mana yang salah. Atau mungkin Ia membenarkan kedua teori untuk konteks yang berbeda. Sayangnya hidup tidak sesederhana itu, tidak ada fasilitas tanya jawab langsung antara mahluk dan Pencipta.
Perbedaan pendapat berdasarkan penafsiran yang berbeda terhadap satu masalah tentu saja diperkenankan. Yang tidak elok adalah ketika perbedaan pendapat itu menjadi ajang untuk saling menjatuhkan dan menyakiti orang lain dengan lisan atau tulisan yang tidak pada tempatnya. Karena lisan (atau saat ini lebih seringnya tulisan) yang tajam , laksana sembilu yang mengiris hati.
Pada debat yang terjadi saat ini, bolehlah tiap kubu saling mengedepankan argumen dengan analisa yang cermat dan landasan yang tepat. Namun para komentator juga perlu memilih kalimat yang tepat agar tidak mengundang emosi pihak lain.
Nampaknya, sekarang adalah masa yang tepat untuk mengamalkan hadits arbain ke 15," Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam".

Rabu, 21 September 2016

Persiapan budget untuk perjalanan di London

Triumphal Arch di Marble Arch

Budget utama yang saya habiskan dalam seminggu di London:
Tiket pesawat Malaysia Airlines    AUD 812,7     (MH sedang diskon 40 % saat itu)
Aplikasi Visa                                  AUD 174
Akomodasi                                      GBP 340
Oyster card                                      GBP   47.6
Tour Warwick                                  GBP   86
Makan @15                                     GBP 105
SIM card dengan 10 GB internet     GBP  30

Transportasi

Saya menyarankan untuk menggunakan bis dan kereta bawah tanah untuk perjalanan di dalam kota London. Cara pembayaran moda transportasi, sebaiknya menggunakan kartu Oyster yang dapat dibeli di bandara. Pembayaran dengan kartu ini, membuat kita hanya perlu membayar tarif tertentu, sebanyak apapun kita menggunakan bis atau kereta dalam sehari.
Misalnya, dalam sehari, seorang dewasa hanya dikenai biaya 6.5 pound untuk perjalanan tak terbatas pada zona 1 (sebagian besar tujuan wisata ada pada zona ini).
Tarif perjalanan orang dewasa dapat dilihat disini: http://content.tfl.gov.uk/adult-fares.pdf
Saya sendiri menghabiskan uang 47.6 pound untuk perjalanan 7 hari di dalam kota, termasuk 2 kali ke airport dan sekali ke London Utara.
Pemilihan lokasi akomodasi juga dapat menghemat biaya dan waktu transportasi. Saya memilih lokasi akomodasi di Earl's Court yang masih berada di zona 1.

Makan


Harga satu piring menu makanan, misalnya nasi biryani atau paket fast food di luar CBD London berkisar antara 5 - 7.5 pound. Untuk menu sandwich, harganya berkisar antar 2 - 4 pound.
Saya biasanya mengganjal perut dengan sandwich saat sarapan dan makan siang (mengikuti gaya British), lalu makan malam dengan menu nasi di dekat hotel.

Nasi biryani + bayam GBP 6.5 di Earl's Court
Selain restoran andalan seperti McD, KFC, Subway, Pizza Hut dll, beberapa supermarket (di bawah ini) bisa jadi alternatif untuk makan siang. Untuk pilihan halal, ada beberapa sandwich dengan label halal, atau pilih menu vegetarian atau seafood.
1. Sainsbury https://stores.sainsburys.co.uk/
2. Tesco http://www.tesco.com/store-locator/uk/

Jaringan cafe yang tersebar di Kota London juga bisa menjadi pilihan makan siang. tapi harganya relatif lebih mahal daripada supermarket.
1. Pret a Manger https://www.pret.com/en-us
2. Costa http://www.costa.co.uk/
3. Cafe Nero http://www.caffenero.co.uk/default.aspx

Akomodasi


Kamar hotel di The Paramount
Pilihan akomodasi sangat bergantung pada budget, preference dan waktu pemesanan.
1. Pesan jauh-jauh hari
Saran saya, pesan lah akomodasi dari jauh-jauh hari, supaya mendapatkan harga lebih murah. Pilihan ini resikonya uang tak akan kembali jika kita batal menginap. Eh, sebenarnya di jaringan booking sekarang banyak juga yang menawarkan pembatalan gratis di seminggu sebelum keberangkatan. Tapi biasanya penginapan yang seperti ini adalah penginapan yang sepi pengunjung.

2. Pesan melalui web akomodasi
Untuk mendapatkan harga yang hemat, sempatkan waktu untuk membandingkan harga kamar yang ingin dipilih di beberapa web seperti Agoda, booking.com, trivago, dll, atau air bnb (bagi yang suka tinggal di rumah tinggal), atau travelodge (bagi solo traveler yang memilih ensuite room). Jangan ragu untuk memilih harga yang lebih murah.

3. Perhatikan review hotel yang akan dipilih
Di web pencarian hotel, terdapat review dari para pengunjung hotel. Review ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang hotel yang akan dipilih dan menyesuaikan dengan preferensi kita sendiri. Kadang-kadang ada hotel yang akan kita pilih karena harganya murah, tapi reviewnya agak rendah. Dengan membaca review, kita akan tahu, apakah review negatif tentang hotel masih dapat kita tolerir atau tidak.

Pilihan saya sampai di The Paramount Hotel di Earl's Court. Saya memesan kamar sebulan sebelum keberangkatan dengan tarif 340 pound untuk seminggu, Kamarnya sangat nyaman, berada di basement dengan kamar mandi di dalam dengan tambahan fasilitas pemanas air, tv, hair dryer dan setrika. Fasilitas yang terakhir ini sangat jarang disediakan di sebuah kamar hotel. Hal yang kurang menyenangkan dari hotel ini adalah tidak ada lift, jadi saya harus mengangkat koper sendirian dari kamar ke lobi.
Tapi, hotel budget dengan lift jarang ada di London, jadi ya, bersiap-siap saja.

Senin, 19 September 2016

Mengunjungi Warwick Castle, Stratford-upon-Avon dan Oxford


Di artikel sebelumnya, saya menyarankan transportasi publik untuk mengelilingi pusat kota London. Disini, setelah membandingkan tiket kereta dan bus ke Oxford, saya memutuskan, untuk menggunakan tour ke tiga lokasi wisata di luar kota. Dengan kunjungan ke tiga lokasi wisata di luar kota, pilihan ini jadi lebih hemat, termasuk tiket lokasi wisata dan makan siang (non nasi!) pula.

Kalau melihat tour sehari yang ditawarkan agen wisata, sebenarnya banyak sekali kunjungan wisata di luar kota. Salah satu yang paling terkenal adalah Stonehenge. Tapi, dua orang teman Indonesia mengatakan, "ah, cuma gitu aja", maksudnya, cuma batu ditumpuk, ngga ada pemandangan lain, ha ha ha. Yah, daripada sudah berjalan jauh-jauh lalu kecewa, akhirnya saya memilih tour yang pergi ke Warwick Castle, Stratford-upon-Avon dan Oxford university.

Ada beberapa tour yang menawarkan tujuan wisata ini. Saya pilih Golden tour, karena ia yang bisa dibook untuk keberangkatan hari berikutnya. Tour ini cukup ok lah, tapi jangan berharap banyak, karena jumlah peserta tour 1 bus lebih dari 50 orang!
Golden tour:
https://www.goldentours.com/warwick-castle-tours?gclid=Cj0KEQjw9vi-BRCx1_GZgN7N4voBEiQAaACKVle4IqFLrPkMp-YwIP5VITb2ST8eUIfj5U8oZm2_EuoaAtlT8P8HAQ

Evan evans tour, lebih murah 1 pound:
https://evanevanstours.com/sightseeing-tours/day-tours-from-london/warwick-castle-stratford-oxford-the-cotswolds/,

Warwick Castle
Buat pencinta sejarah, lokasi ini akan sangat menarik karena merupakan saksi sejarah dari pergantian kekuasaan di Warwick, Kalau saya, hanya mengagumi arsitektur bangunan dan membayangkan masa kejayaan di masa lalu.

Warwick Castle
Kastil ini berada di tepi sungai Avon, dimana dulunya sebagian aliran sungai diarahkan juga ke depan kastil, seperti yang sering kita lihat di film-film, dipenuhi dengan buaya. Tapi sekarang aliran yang ke depan kastil ditutup, meninggalkan jejak seperti gambar di bawah ini. Ternyata tidak terlalu dalam ya?
(Dulu) Sungai kecil mengelilingi kastil
Sampai saat ini, aliran sungai di belakang kastil masih digunakan untuk menggerakkan kincir air.


Sungai yang mengalir di belakang kastil
Ngga kemana-mana, ternyata yang jadi perhatian pertama saya adalah aliran air, he he he.Ok, lanjut ke arsitektur bangunan yang kokok banget, walaupun sudah sempat hancur, terbakar, tapi bisa dibangun kembali. Berikut ini adalah beberapa foto bangunan utama kastil dilihat dari dalam benteng, dan foto bagian dalam kastil.
Warwick castle main building
Main entrance
Benteng

Someone was sleeping here
Inside the Warwick castle
























Stratford-upon-Avon 

Kota yang satu ini menjadi terkenal karena merupakan kota kelahiran the famous William Shakespeare. 
Saya bukan pencinta Shakespeare, tapi bagi saya, kota ini jadi menarik karena banyak bangunan tua dengan arsitektur tradisional Inggris. Disepanjang jalan dari dan menuju Stratford, saya menemukan banyak desa-desa Inggris yang mengingatkan saya pada cerita-cerita yang ditulis Enid Blyton dalam buku-bukunya: Lima Sekawan, Malory Towers, Gadis paling badung di sekolah, dan masih banyak lagi. Buku-buku Enid Blyton mengisi dan menceriakan masa kecil saya. Jadi berada di desa Inggris mengingatkan saya kembali ke cerita-cerita itu.

Desa wsata di Stratford

The old village
Ternyata ada cerita menarik tentang Shakespeare yang baru saya tahu dari pemandu wisata. Pertama, tanggal kelahirannya tidak jelas, karena pada masa itu tidak ada akte kelahiran. Kedua, tidak ada bukti jelas bahwa Shakespeare menyelesaikan pendidikan formal. Karena alasan itu, ada yang mencurigai bahwa karya-karya yang diakui sebagai ciptaan Shakespeare, sebenarnya bukan cipataannya. Ia hanya menerbitkan buku-buku itu, karena ia adalah businessman yang sukses dan memiliki kekuasaan untuk menerbitkan buku-buku itu. Well, informasi itu juga belum jelas kebenarannya sih....
Patung Shakespeare di kelilingi 4 tokoh ciptaannya
Oxford 

Kota Oxford identik dengan Oxford University yang merupakan universitas tertua di English speaking countries, menurut pemandu wisata. ya, buat yang berniat melanjutkan studi ke Oxford, berikut ini foto-fotonya. Buat saya, masanya sudah lewat...

Salah satu jalan di Oxford, sukaaa banget sama tanaman rambatnya
Ini bangunan library kalo ngga salah
One of the College, Brasenose College
Inside Brasenose College

Kamis, 15 September 2016

Jalan-jalan di pusat kota London

Membeli SIM Card dan Kartu Oyster di Bandara Heathrow

Setelah menempuh perjalanan sekitar 18 jam (termasuk 2 jam transit) dari Jakarta, akhirnya saya tiba di terminal 4 Bandara Heathrow. Seperti di kota tujuan wisata lainnya, antrian pemeriksaan imigrasi sangat panjang, butuh waktu sekitar 1 jam untuk jalan dari pesawat, proses keimigrasian, mengambil bagasi sampai akhirnya keluar dari area keimigrasian dan bea cukai.

Dari pintu keluar bea cukai di terminal 4, saya menuju konter informasi untuk membeli SIM card dan kartu Oyster untuk pengunjung. EE SIM card seharga 30 pound sudah termasuk 100 menit nelpon dan 200 sms di UK dan 30 GB internet. Kartu Oyster seharga 21 pound sudah termasuk saldo 15 pound untuk naik kereta underground (the tube) dan bis, serta termasuk deposit kartu 6 pound. Deposit 6 pound ini akan bisa kita dapatkan kembali jika kita mengembalikan kartu Oyster saat pulang nanti.

Selanjutnya, saya naik kereta underground dari basement bandara menuju Stasiun Earl's Court dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Sebenarnya ada kereta cepat Heathrow Express yang hanya butuh waktu kurang dari setengah jam untuk mencapai pusat kota, namun tarifnya lebih mahal, 27 pound sekali jalan (diskon 5 pound jika beli online).

The Paramount Hotel
Selama 7 hari, saya akan tinggal di kamar basement di The Paramount Hotel. Saya memilih hotel ini karena memiliki fasilitas yang cukup nyaman, harga cukup terjangkau, tidak jauh dari halte bus dan stasiun serta dekat dengan pertokoan dan beberapa restoran halal.
Basement room
Depan Hotel The Paramount
Keliling London dengan bis dan kereta
Hari kedua di London saya habiskan untuk mengunjungi beberapa lokasi wisata. Saya memilih menggunakan bis umum dan kereta daripada naik bus hop on hop off untuk keliling kota. Tarif hop on hop off berkisar antara 26 - 30 pound sehari untuk keliling central London, sementara naik bus umum atau kereta hanya menghabiskan biaya kurang dari 10 pound .
Kalau memilih alternatif kedua, kita perlu melihat rute bus dan kereta yang ada di halte dan stasiun. Saran saya, rencanakan perjalanan dengan bantuan https://tfl.gov.uk/,  lihat rute bus di halte dan gunakan peta wisata London yang disediakan gratis di bandara.

Pertama ke Buckingham Palace. Setiap hari (summer), ada prosesi pergantian penjaga istana, yang cukup menarik bagi turis, Pergantiannya akan berlangsung pada pukul 11.30, tapi prosesinya dimulai pada pukul 10.30 di Buckingham Palace, St James Palace dan Wellington Barrack. Saya datang ke Wellington Barrack pukul 10.30 dan sempat menonton pertunjukan musim para penjaga istana, lalu berjalan ke Buckingham Palace pukul 11.00 untuk menonton parade penjaga dari barak ke istana.
Jadwal pergantian penjaga bisa dilihat disini: http://changing-guard.com/troop-movements.html
Para penjaga di Wellington Barrack
Kerumumanan turis di gerbang Buchingham Palace

Dari Buchingham Palace, saya berjalan ke halte terdekat untuk naik bis ke Westminster. Di lokasi ini terdapat beberapa ikon kota London yang dapat ditempuh dengan jalan kaki, seperti Westminster Abbey, House of Commons, Thames River dan the iconic Big Ben. Sebenarnya pengunjung bisa masuk ke Westminster Abbey dan spot di Buckhingham Palace, tapi karena itu berbayar dan saya ingin mengunjungi lebih banyak tempat dalam sehari, jadi saya tidak masuk ke dalam gedung :-).  
House of Commons
Westminster Abbey
Big Ben
London Eye dari kejauhan
The East London Mosque
Seperti biasanya, setiap berkunjung ke suatu kota, saya akan berusaha menyempatkan waktu untuk berkunjung ke masjid lokal. Dari Westminster station, saya naik kereta ke Whitechapel station, lalu berjalan ke Masjid London Timur. Saya beruntung, saat saya tiba di Maryam Centre (bangunan tambahan yang menjadi lokasi sholat untuk jamaah perempuan), sholat dhuhur baru akan dimulai, jadi saya bisa ikut berjamaah disana. Sholat dhuhur kemudian dilanjutkan dengan sholat janazah. Menurut seorang jamaah memang biasanya selalu ada sholat jenazah setelah sholat dhuhur disana. Ini mengingatkan saya pada kebiasaan yang sama di Masjidil Haram.

East London Mosque
Pedagang kaki lima di depan Whitechapel Station
Ah, saya perlu menginformasikan, di depan statiun Whitechapel ada banyak pedagang kaki lima dan restoran halal dengan pilihan makanan dari Asia dan Timur Tengah. Saya  makan siang di restoran di dekat masjid dengan menu chicken biryani seharga lima pound saja. Sangat murah untuk porsi sebesar ini dan ukuran biaya hidup di London, tapi ya sesuai dengan jumlah potongan daging ayamnya :-).
Nasi biryani di Casablanca Cafe
Perjalanan dilanjutkan dengan naik bis ke Harrods. Dari halte di depan masjid saya naik bis ke Oxford Circus Stasiun, lanjut naik bis ke Knightsbridge road, lalu jalan kaki ke Harrods. Sebenarnya akan lebih cepat bila naik kereta ke Knightsbridge, tapi saya ingin melihat jalanan kota London yang padat dan macet ;-).
Deretan taksi dilihat dari lantai atas bis
Di Harrods, saya hanya membeli titipan tas dari teman. Saya tidak belanja di sini, karena menurut saya harganya terlalu mahal, tidak sesuai dengan kantong saya . Ada hal menarik yang saya lihat disini, ada ucapan Eid Mubarak tersebar di beberapa konter, aah ternyata banyak banget muslim yang belanja disini, kebanyakan dari timur tengah, nampaknya.

Dari Harrods, lewat pukul 16.00, saya naik bis kembali ke hotel. Batere kamera dan handphone sudah habis, jadi tidak bisa mengambil foto di perjalanan :-). Total perjalanan hari ini adalah 14.589 langkah!


Kamis, 14 Juli 2016

Mengajukan visa United Kingdom dari Australia


Saya akan membagikan informasi tentang pengalaman saya mengurus visa United Kingdom dari Australia. Pengalaman ini mungkin akan bermanfaat bagi warga negara Indonesia yang tinggal di Australia. Fyi, saya mengurus visa ini untuk menghadiri sebuah konferensi akademik di London.

  1. Pertama-tama yang saya lakukan adalah mempelajari jenis visa apa yang tepat untuk saya. Link ini akan membantu anda menemukan jenis visa apa yang cocok untuk anda: https://www.gov.uk/check-uk-visa. Saya memilih kunjungan akademik yang kurang dari 6 bulan, dan aplikasi menyarankan saya untuk mengajukan visa kunjungan bisnis dengan proses STANDARD VISITOR VISA.
  2. Selanjutnya,  saya membuat akun permohonan visa disini https://www.visa4uk.fco.gov.uk/home/welcome. Akun ini akan dipergunakan untuk mengisi dan mengupload data dan dokumen pemohon visa. Meskipun saya mengajukan visa untuk diri sendiri, namun pada akun ini, saya perlu mengisi data-data keluarga lainnya: orangtua, suami, dan anak-anak. Nampaknya ini sebagai antisipasi jika kita ingin mengajukan visa untuk anggota keluarga yang lain.
  3. Membayar biaya proses visa sebesar AUD 174, untuk proses visa selama 3 minggu. Anda juga bisa memilih proses cepat  dengan biaya yang lebih mahal tentunya. Bila menginginkan pemberitahuan proses visa melalui sms, anda perlu membayar extra AUD 3 saat pengumpulan dokumen.
  4. Setelah melengkapi data dan mengsubmit permohonan visa, saya mengajukan jadwal pengumpulan dokumen (appointment) di Visa Application Center yang ada di Melbourne. Alamatnya ada disini:
              VFS Services Australia Pty Ltd.
              Suite 3, Level 13, 55 Swanston Street, Melbourne, Victoria 3000
              Jadwal pengiriman dokumen:
              Senin sampai Jum'at
              08:30 – 15:00
              Jadwal pengambilan dokumen:
              Senin sampai Jum'at
              08:30 - 15:00
             
        Pada saat mengumpulkan dokumen, pastikan membawa :
  • print aplikasi visa yang sudah ditempelkan pas foto ukuran paspor
  • bukti jadwal pengumpulan dokumen (appointment). Aplikasi visa dan bukti appointment bisa diprint dari akun aplikasi
  • paspor yang berlaku
  • paspor lama (yang sudah tidak berlaku). Saya menyertakan paspor lama saya, karena di dalamnya ada beberapa label visa kunjungan ke negara lain. Saya pikir ini akan sangat membantu untuk menunjukkan bahwa pemohon memang pernah pergi ke luar negeri dan tidak berniat untuk menjadi imigran gelap di negera mereka.
  • bukti keuangan. Saya menyertakan surat keterangan dari universitas bahwa universitas akan membiayai perjalanan saya ke UK. Kalau ini adalah kunjungan pribadi, sebaiknya anda menyertakan rekening koran di bank selama 3 bulan terakhir. Tentunya dengan saldo yang mencukupi untuk membeli tiket pesawat dan membiaya perjalanan kita ke UK.
  • undangan kunjungan. Saya menyertakan surat penerimaan dari penyelenggara konferensi. Bagi yang berkunjung untuk kunjungan pribadi, sebaiknya dilampirkan surat undangan dari kawan atau keluarga yang tinggal di UK.
  • dokumen lainnya. Berhubung nama saya di paspor berbeda dengan nama di undangan konferensi, saya menyertakan fotocopy akte kelahiran saya. 
  • Perlu diingat bahwa semua dokumen pendukung harus diterjemahkan dalam bahasa inggris
  • lebih lengkapnya tentang dokumen pendukung ada disini: https://www.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/423699/2015_04_20_Visitor_Supporting_Documents_Guide_-_Final__2__-_CLEAN.pdf
Ok, semoga informasi ini bermanfaat.

Selasa, 17 Mei 2016

Budget for 7 days in North Island of New Zealand with campervan

We are two adults and three teenagers age 15, 13 and 12. Traveled for 7 days in a Jucy condo campervan. Here is our budget spending for the trip.

  • Jetstar Ticket                   AUD 954.95 (bought in December 2015)
  • Visa New Zealand           AUD 195      ( in December 2015)
  • Jucy condo                      NZD  607.42
  • Food & groceries            NZD  370.5
  • Accommodation              NZD 103
  • Petrol                               NZD 270.17
  • Attraction (museum etc) NZD 522.5    (most spend for Hobbiton)
  • Laundry                           NZD     9


We spent AUD 1149.95 and NZD 1882.59.
All together NZD 3055.54 or NZD 611.12 per person.
(Currency rate: 1 AUD = 1.02 NZD)

PS:
I forgot to put these:
  • Parking near Skytower  NZD  3
  • Souvenir                        NZD 15
  • Travel Insurance            AUD 95.7 (from 1cover)

Well, the Jucy Condo itself already included full insurance, but those who live in Australia would know that health expenses are quite high in this country. Therefore, I think I need to cover my family with travel insurance, in case something happened. I think the cost was quite affordable for 5 people in a week.

Waitomo, New Zealand, Hari Kedua

Pirongia Traveller Accomodation

Pagi ini kicuan burung di dekat campervan membangunkan kami untuk sholat subuh. Kami menggelar terpal yang kami bawa dari Australia. Suami saya sengaja menyiapkan terpal ini untuk sholat, supaya tetap bisa dikeringkan kalau tanahnya basah. Good idea instead of using tikar...

Kabutnya masih tebal di pagi hari (Pirongia Traveller Accomodation)

Piri-piri Caves

Setelah sarapan, kami langsung berangkat ke arah Waitomo. Buat yang memiliki budget cukup, sebaiknya mampir ke Waitomo caves. Ada beberapa lokasi yang menawarkan gua-gua dengan glowworm di dalamnya. Bisa dilihat dengan berjalan atau naik boat. Info lebih jelasnya bisa dilihat di sini : http://www.waitomocaves.com/visitor-information-i-site/caving/

Tiket termurah untuk keluarga dengan 3 anak adalah $137 (tour 45 menit). Sebelumnya kami pernah juga berkunjung ke gua di Adelaide, yang, ya mirip-mirip gua jati jajar lah (tapi ukurannya kecil). Jadi kami tidak memprioritaskan tour ini. Tapi, alasan terkuat sebenarnya adalah karena budget kami terbatas :-), maka kami berkunjung ke tempat lain yang tidak berbayar: Piri-piri cave dan Mangapohue Natural Bridge Walk. 

Jalan kembali dari gua
Jalan masuk ke gua
Perjalanan ke Piri-piri cave memang agak jauh ke arah Barat, sekitar 28 km dari Waitomo caves, dan berliku-liku. Salah satu anak kami jadi korbannya, muntah....!*) Tapi alhamdulillah, setelah itu ia bernyanyi riang gembira :-D. 
Sampai di Piri-piri cave, perlu berjalan sekitar 5 menit untuk sampai di gua yang gelap gulita. Benar-benar gelap! dan saya ngga punya nyali untuk turun ke bawah, ha ha ha. Untungnya kami (baca: suami dan anak-anak) sudah mempersiapkan senter untuk masuk ke gua. Jalan masuk ke gua melalui tangga seperti gambar di samping kiri. Wilayah Gua yang bisa dieksplor tidak terlalu besar. Nampaknya sebelumnya ada jalan untuk masuk lebih jauh, tapi saat ini sudah ditutup.

Mangapohue Natural Bridge Walk

Dari Piri-piri cave, kami ke Mangapohue Natural Bridge Walk. Sebenarnya di dekat Piri-piri cave ada air terjun Marokopa Falls, tapi kami tidak mampir kesana.

Jalan menuju Mangapohue
Jembatan menuju Mangapohue



















Mangapohue Natural Bridge Walk ini sebenarnya seperti gua atau lorong besar dan berujung di Farmland. Dari area parkir, pengunjung akan berjalan di pinggir sungai Mangapohue, melintas jembatan kayu, meniti anak tangga, lalu berjalan melintas pagar ke arah peternakan. Di area peternakan tersebar banyak bebatuan, limestone. Sangat indah!

Kami menghabiskan banyak waktu di lokasi ini. Terutama anak-anak senang menghabiskan waktu di wilayah peternakan: memetik bunga, memanjat bebatuan, memandangi ternak dan alam sekitar.


Mangapohue






Peternakan di ujung Mangapohue
 
Selesai menghabiskan waktu di peternakan, kami kembali untuk makan siang di area piknik dekat tempat parkir. Jangan mencari restaurant atau cafe di sekitar sini, apalagi warteg atau tukang gorengan, ngga bakal ketemu. Pagi hari saya sudah masak kentang rebus. Jadi siang nya saya tinggal memasak ayam (yang sudah di marinade di Halal butcher) untuk makan siang kami. Lezat!

Lake Mangakino

Dari Mangapohue, kami melanjutkan perjalanan ke arah Tenggara. Sebelumnya saya merencanakan untuk bush walking ke Pureora Forest Park. Tapi Google map (di hape) kami mengarahkan melewati jalan sirtu (belum diaspal). Sementara jarak yang ditempuh menuju lokasi masih 30 km lagi. Berhubung kami menggunakan campervan, yang berisik sekali kalau melewati jalan bergelombang, akhirnya kami mengganti tujuan melewati state highway yang beraspal. Tujuan selanjutnya adalah Mangkino, kota antara menuju tempat menginap kami di Tokaanu. Di Mangakino, kami beristirahat di tepi Lake Mangakino dan menunaikan sholat dhuhur dan ashar di tepi danau.

Lake Mangakino
Selanjutnya kami berangkat ke Tokaanu Trailrace untuk bermalam. Tapi ternyata perjalanan dari Mangkino ke Tokaanu mencapai 1 jam lebih dan ketika kami sampai kesana, lokasi free camping nya sudah penuh. Akhirnya kami mencari lokasi free camping lain di sekitar Turangi, supaya tidak terlalu jauh dengan lokasi hiking besok hari. Kami menuju ke Stag Pool Carpark di tepi sungai Tongariro. Sampai disana, hari sudah gelap dan jalan masuk ke lokasi adalah hutan dengan jalan berbatu tanpa penerangan sejauh 800 meteran dari jalan raya. Baru mau masuk ke sana, anak-anak sudah teriak, " Mau kemana?". Saya sendiri sebenarnya juga agak takut, tapi karena sudah lelah dan tidak ada pilihan lain, akhirnya saya tetap menyetir sampai ke lokasi. Sampai disana, eh ternyata sudah ada satu campervan yang parkir, alhamdulillah ada temannya. Beberapa jam kemudian, ada satu Jucy condo lagi yang ikut parkir :-). Lokasi menginap ini tidak memiliki toilet, jadi saya memilih menahan sampai besok pagi **).

TIPS:
*) Biasakan membawa obat tradisional Indonesia yang cocok untuk anda seperti tolak angin, antimo, minyak kayu putih atau minyak kapak dalam perjalanan kemana pun. Untuk kami, minyak cap kapak ampuh untuk menyembuhkan masuk angin karena udara dingin.

**) Saat bepergian dengan campervan (tanpa toilet) sebaiknya mencari lokasi camping dengan fasilitas toilet umum dan datang sebelum jam 5 sore. Kalau datang diatas jam 5 sore, kemungkinan besar tidak kebagian tempat, bahkan di musim low season seperti bulan Mei (saat kami traveling).

Senin, 16 Mei 2016

Auckland, New Zealand, Hari Pertama

Kami berangkat dari Melbourne Airport pukul 23.55 (delay 35 menit dari jadwal pukul 23.20) dan tiba di Auckland Airport sekitar pukul 5 pagi. Setelah melewati imigrasi dan custom yang cukup panjang, kami langsung menuju ke tempat sholat, untuk menunaikan sholat subuh. Lokasi Muslim Prayer room ada di lantai 1, terminal keberangkatan. Dari outlet Subway, terus ke kanan, ikuti petunjuk arah. Prayer room nya tidak berupa ruangan mushola, tapi hanya karpet yang digelar di tengah koridor jalan. Untuk tahu arah yang lebih jelas, bisa dilihat di peta lantai 1 pada web berikut ini:


Selesai sholat, kami sarapan dengan bekal muffin yang dibawa dari Australia (alhamdulillah lolos custom). Selanjutnya, kami menelepon*) ke kantor Jucy Auckland Airport untuk minta dijemput (gratis). 

Selama satu minggu di North Island, New Zealand, kami menggunakan jucy condo. Campervan ini sudah dilengkapi dengan 2 tempat tidur dan dapur. Jadi kami tidak menginap di hotel, hanya parkir di tempat yang diperbolehkan untuk kemping **). Berhubung campervan ini hanya dilengkapi toilet portable (seperti pispot tapi lebih modern), jadi kami selalu mencari tempat kemping yang memiliki fasilitas toilet.


Setelah menjemput campervan, kami membeli stok makanan di Pasifika Halal Meat dan Pak n Save ***), kemudian langsung berangkat ke Hamilton. Hamilton adalah kota besar 100 km an di sebelah selatan Auckland. Disana kami menyempatkan diri untuk sholat di Masjid Jamia Hamilton dan mengunjungi Hamilton Gardens. 

Hamilton Jamia Mosque

Hamilton gardens adalah salah satu icon Hamilton. Taman ini terdiri dari beberapa taman tematik: Japanese, Chinese, British, Italian, Indian dll. Nampaknya akan butuh waktu lebih dari satu jam untuk mengelilingi semuan taman di Hamilton gardens.
Chinese Garden

Japanese Garden

Seorang teman menyarankan, kalau sudah sampai Hamilton, sebaiknya mampir ke Raglan, sebuah kota kecil 40 km di selatan Hamilton. Meskipun tidak direncanakan sebelumnya, akhirnya kami mampir ke sana. Pemandangan bukit-bukit hijau nan indah terhampar di sepanjang perjalanan. Raglan adalah kota kecil yang teduh, cocok untuk yang hobbi mancing. Sayangnya kami tidak bermalam disini. Kami melanjutkan perjalanan ke lokasi bermalam di Pirongia, tepatnya di parking area di sebelah Persimmon Tree Cafe.

 Raglan Wharf

Tips:
*) Kartu vodafone pasca bayar saya (plan $60 per bulan) bisa digunakan di New Zealand tanpa kena biaya tambahan apapun, termasuk untuk akses internet. Biasanya akan kena cas $5 per hari. Sementara kartu vodafone suami saya (plan $30) dikenakan biaya jika akan diaktifkan.
**) Untuk kemping di New Zealand, silahkan download aplikasi Official Camping NZ-free dari Google Play dan App Store. Disitu ada list dan lokasi holiday park dan camping area yang gratis maupun berbayar, beserta tips dan aktivitas yang bisa dilakukan.
***) Beberapa supermarket besar di New Zealand untuk belanja groceries: Pak n Save, Count down (brand Woolworths) dan New World.

7 days itinerary North Island of New Zealand

Before going to New Zealand, we already prepared an itinerary, but when we traveled, we changed some destinations because of limited time or some new ideas during traveling. Apparently, it was not enough to travel to all part of North Island of New Zealand in a week!
As we traveled by campervan, prefer to see nature, spend low budget and travel with teenagers, we chose these places as our destinations.

DAY 1 (244 km campervan travel)
Arrive at Auckland Airport
Pick up Jucy Condo campervan at Jucy airport office
Buy meat at Pasifika Halal Meat
Buy groceries at Pak n Save
Go South to Hamilton
Pray at Hamilton Jamia Mosque
Have a walk at Hamilton Gardens
Hope to see sunset at Raglan
Spend the night at Pirongia Traveler Accomodation

DAY 2 (301 km)
Get into Piri-piri cave
Walk the Mangapohue Natural Bridge
Buy more food at New World and petrol at Z Te Kuiti
Pass the Pureora Forest Park
Pray by the side of Mangakino lake
Spend the night at Stag Pool Carpark

DAY 3 (160 km)
Hiking the Tongariro Alpine Crossing (for 20 km)
Spend the night at Ferry Road Carpark Stopover Area (by the Lake Taupo)

DAY 4 (89.5 km)
Buy more food at Countdown Taupo
See the Huka Falls
Walk the Wai O Tapu
Bath at Kerosene Creek
Buy the Hobbiton ticket at i-site office Rotorua
Pray at Rotorua Islamic Center
Spend the night at Government garden Rotorua, near the Art Village, in front of Polynesian Spa

DAY 5 (114.3 km)
Do laundry at Onyx laundry 
Visit Rotorua Museum
Take a walk by Rotorua lake
Have lunch at Macca Kebabs to go
Pray at Rotorua islamic Center
Visit Hobiton
Spend the night at Mc Laren Falls camping area
Watch the glow worm at Mc Laren Falls Park

DAY 6 (270.3 km)
Have hot shower, take an amazing walk at Mc Laren Falls Park
Go West to Hamilton
Do Friday Prayer at Masjid al Madeena (Hamilton West Islamic Center)
Go North to Auckland
Buy more food at Mohamed Halal Meat
Spend the night at Te Haruhi Bay

DAY 7 (77.6 km)
Watch sunrise and take a walk at Te Haruni Bay
Spend some time at Auckland Skytower
Spend lots of time at MOTAT
Buy Petrol at Z Airport
Return the Jucy Condo
Depart from Auckland Airport

Jumat, 06 Mei 2016

Aplikasi visa New Zealand dari Australia


Kali ini, saya akan membahas tentang bagaimana mengurus visa turis ke New Zealand untuk warga negara Indonesia yang tinggal di Australia. Ada dua pilihan cara mengurus visa New Zealand: melalui online atau paper based. Pengurusan visa turis secara online hanya diperkenankan untuk pengunjung perorangan yang akan melakukan pembayaran melalui visa atau mastercard. Berhubung kami akan pergi sekeluarga, maka kami menggunakan aplikasi paper based.

Untuk aplikasi paper based visa yang perlu dilakukan adalah:
1. Download aplikasi visa melalui link ini:
http://www.immigration.govt.nz/NR/rdonlyres/6A5C188E-11CE-4DB0-BF5D-D55010BDF5BE/0/INZ1017.pdf
2. Isi dan lengkapi seluruh isi formulir sesuai kondisi calon pengunjung dan sertakan masing-masing 2 foto ukuran paspor pada form aplikasi. Aplikasi untuk satu keluarga cukup dimuat dalam satu form. Jadi tidak perlu 2 form aplikasi untuk suami & istri.
3. Lampirkan paspor asli. Saya melampirkan paspor saya, suami dan tiga anak.
4. Lampirkan bukti tiket pesawat atau konfirmasi pemesanan tiket (dari travel agent). Saya melampirkan e-tiket Jetstar. Ya, saya sudah membeli tiket Jetstar sebelum mendapatkan visa. Ouch :-)
5. Lampirkan bukti bahwa keuangan pengunjung mencukupi untuk tinggal sementara di New Zealand. Saya melampirkan bank statement (selama 3 bulan terakhir) dan bukti booking hotel.
6. Jika pergi dengan keluarga, maka pengunjung perlu melampirkan bukti hubungan dengan suami dan anak. Saya menyertakan terjemahan surat nikah dan terjemahan akte kelahiran anak-anak.
7. Mempersiapkan biaya permohonan visa. Biaya permohonan visa akan didebit dari kartu debit atau kartu kredit. Jadi pastikan untuk mengisi form pendebitan kartu pada poin 9. Saya membayar biaya visa sebesar AUD 156 dan service fee sebesar AUD$39. Untuk mengetahui berapa biaya visa yang harus dibayar, silahkan lihat di link ini:
http://www.immigration.govt.nz/migrant/stream/visit/visitors/LinkAdministration/ToolboxLinks/officeandfeescalculator.htm?level=2
9. Lampirkan formulir kuasa untuk mendebit biaya aplikasi. Formulir dapat di download disini:
https://www.ttsnzvisa.com/Forms/Credit%20card%20authorisation%20form%20AUSTRALIA.pdf


10. Lampirkan amplop berbayar (pre-paid envelope) yang sudah dilengkapi dengan nama dan alamat lengkap pengunjung. Ini untuk memudahkan agen NZ visa untuk mengembalikan berkas-berkas pengunjung. Saya menggunakan Registered Post Envelope. Pada saat mengirim aplikasi, sebaiknya menggunakan express atau registered post agar posisi aplikasi dapat dilacak.


Nah kalau semuanya sudah lengkap, aplikasi beserta lampiran dikirimkan ke :
Visa Application Centre
Level 6
66 Hunter Street
Sydney
New South Wales 2000
AUSTRALIA


Setelah mengirimkan form aplikasi visa, tunggu sekitar satu minggu untuk mendapatkan berkas pengunjung kembali. Keterangan tentang persetujuan visanya akan dikirim melalui email, termasuk visanya sendiri. Visa New Zealand adalah e-visa (seperti Australia), jadi tidak ada label visa yang ditempelkan ke paspor, seperti berlaku pada negara seperti Cina dan Saudi Arabia.

Keterangan lebih lengkap tentang aplikasi visa turis New Zealand dapat dilihat di link berikut:
http://www.immigration.govt.nz/migrant/stream/visit/visitors/process/default.htm


It's about water

My passion in water management was started when I lived in Bandung, Indonesia in 2006. At that time, I saw how difficult my neighbours to get access to water. Even though they lived in a public piped water services area, poverty prevented them from subscribing to government owned water service. The condition enforced them to fetch water from the nearest source, which in my opinion was not healthy enough. It was common that the person who fetched water was either female or children in the family. That concern leaded me to choose water management as my minor research in my master degree.

After went back to my occupation as a government officer in Kabupaten Bekasi, Indonesia, I saw similar condition as in Bandung. This time, I was the person in charge in planning water management for the district, so I did my best in my role to make my district be able to deliver safe and affordable water for the community. Apparently, it was not an easy task to do. There were many challenges awaited, from limited budget allocation and water source in some locations, low coordination with other sectors and institutions, low community awareness, etc. But it did not stop me there, even it made me think of pursuing higher degree in water management, which landed me now to Deakin University.


Selasa, 05 Januari 2016

Mendaftarkan anak sekolah dasar dan menengah di Victoria, Australia

Bagi calon mahasiswa yang sudah memiliki anak, persiapan diri untuk berangkat ke Australia pasti perlu ditambah dengan persiapan untuk menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah di Australia. Di sini saya akan membahas pendaftaran sekolah anak di sekolah umum (public school) di Victoria. Tulisan ini saya buat pada tahun 2015, semoga masih tetap up to date.
Kebijakan pendidikan di setiap negara bagian di Australia berbeda-beda. Yang saya uraikan disini adalah kebijakan untuk negara bagian Victoria yang dapat berlaku umum pada setiap sekolah umum di Victoria, kecuali kebijakan lain yang merupakan kebijakan sekolah bersangkutan.
Saya memiliki tiga anak yang ikut berangkat ke Australia. Pada saat berangkat ke Australia anak-anak saya berusia 14, 12 dan 10 tahun. Saat itu bulan Juli, jadi mereka baru saja menyelesaikan akhir tahun pelajaran di Indonesia. Namun karena tahun pelajaran di Australia berbeda dengan di Indonesia (di Australia tahun pelajaran dimulai di bulan Januari), jadi diputuskan bahwa mereka akan tetap di kelas terakhir yang mereka jalani di Indonesia. Contohnya, anak kedua saya yang sudah lulus SD di Indonesia, tetap ditempatkan di grade 6 di Australia.

Nah berikut ini tahapan yang perlu dilakukan untuk mendaftarkan sekolah anak :
1. Daftarkan anak anda secara online di https://www.eduweb.vic.gov.au/StudyOnlineForm/?Redirect=1
Pendaftaran ini sudah dapat dilakukan sejak di Indonesia.
2. Lengkapi form pendaftaran dan siapkan beberapa dokumen yang perlu di upload ke web di atas. Persyaratannya diantaranya adalah :
- Scan paspor anak
- Scan Akte kelahiran anak dan terjemahannya
- Scan rapor anak dan terjemahannya selama dua tahun terakhir
- Scan visa orangtua
- Scan letter of Offer orangtua
- Bukti pembayaran OSHC anak
- Scan kontrak dengan Australia Awards, bagi penerima beasiswa AAS.
Bagi saya, bukti pembayaran OSHC anak menjadi kendala, karena pihak universitas baru mau memproses pembayaran OSHC keluarga saya pada saat saya sudah sampai di Australia. Namun beberapa teman di universitas lain, dapat melakukan pembayaran OSHC dari Indonesia, sehingga mempercepat urusan pendaftaran sekolah anak.
Pada saat mendaftar online, orangtua juga diminta untuk mencantumkan beberapa alternatif sekolah yang akan dituju. Alternatif sekolah dapat dilihat di web http://www.study.vic.gov.au, atau melalui web sekolah yang bersangkutan. Saran saya, sebaiknya mencari sekolah yang dekat dengan calon rumah yang akan ditempati.
3. Setelah menyelesaikan pendaftaran secara online, orangtua akan dihubungi oleh pihak Diknas Victoria untuk membayar biaya pendaftaran sebesar $230 per anak. Sesudah pembayaran, pihak Diknas Victoria akan menerbitkan Preliminary Offer yang akan digunakan orangtua untuk mengurus visa anak.
4. Setelah visa anak terbit, orangtua perlu mengirimkan scannya ke Diknas Victoria untuk mendapatkan Excemption Letter untuk siswa. Excemption letter ini dibutuhkan orangtua untuk dikirim ke sekolah anak. Exemption letter adalah surat pembebasan biaya sekolah anak yang berlaku bagi penerima beasiswa AAS atau research student di Victoria.
Meskipun pendaftaran dapat dilakukan secara online, ada baiknya jika orangtua melakukan kontak dengan pihak sekolah yang dituju. Bagi saya komunikasi ini cukup berguna untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan langsung dari pihak sekolah.
Sekolah Umum di Victoria memprioritaskan kuotanya bagi siswa-siswa yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah. Namun beberapa pengecualian dapat diberlakukan. Anak sulung saya terpaksa sekolah di SMP yang agak jauh dari rumah. SMP terdekat yang kami daftar lebih dulu mengharuskan dia untuk mengikuti program persiapan Bahasa Inggris di sekolah lain, karena Bahasa Inggrisnya masih belum fasih. Di SMP tempat dia belajar saat ini, tidak ada ketentuan seperti itu, jadi dia dapat langsung diterima untuk sekolah disana. Namun untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris nya, saya memanggil guru privat untuk memberikan pelajaran tambahan di rumah.
Demikian informasinya. Semoga bermanfaat.